Film The King of Nusa: Bakal Ungkap Rahasia Keraton Yogyakarta
Jakarta - Trah Hamengkubuwono II bekerjasama dengan Salah satu rumah Produksi akan memproduksi film berjudul "The King of Nusa (Serat Suryo Rojo)” berformat film layar lebar pada tahun 2024.
“Film ini diangkat dari kisah nyata kehidupan dan perjuangan Sinuhun Sultan Hamengkubuwono II dimasa menjadi Raja Yogyakarta hingga Perjuangan Sinuhun dalam Geger Sepehi 1812. Sebagai Raja dan seorang tokoh anak bangsa yang berjiwa patriotisme, dan selalu konsisten dalam perjuangan menentang Penjajahan Kolonialisme. Beliau Tiga kali naik turun Tahta sebagai Raja,’ demikian keterangan salah satu perwakilan keluarga besar keturunan (Trah) Sultan Hamengkubuwono II (Sultan HB II), Fajar Bagoes Poetranto kepada media Minggu (10/12).
Film yang berjudul The King Of Nusa ” ini, menurut Suharno sang Sutradara yang memiliki nama pena Sabda Pewaris Nusantara & Surya Kelana, merupakan jejak Historiografi klasik dari seorang tokoh anak bangsa yang berjiwa patriotisme, dan selalu konsisten dalam perjuangan menentang Penjajahan Kolonialisme. Beliau Tiga kali naik turun Tahta sebagai Raja Yogyakarta, lalu harus kehilangan semua harta bendanya hingga akhir hayatnya di saat perang jawa masih berkecamuk.
Kehadiran Film yang bergenre Fantasi, Adventure, Historical yang berbalur dengan kisah Historiografi klasik dari Sri Sultan Hamengkubuwono ke 2 ini layak menjadi suri tauladan karena bukan hanya sekedar tontonan namun Film ini juga sekaligus memberikan tuntunan bagi generasi muda milenial betapa pentingnya membekali diri sedini mungkin dengan jati diri dan identitas kebangsaan yang jelas sehingga menjadi benteng pertahanan seni budaya dan tradisi yang nyata dan mampu memberikan kontribusi di masa depan terhadap Indonesia di tengah serbuan Kebudayaan Hedonisme dan Neoliberalisme yang begitu dahsyat terjadi saat ini.
Sebagai seorang Raja beliau telah menorehkan sejarah emas kepemerintahannya dengan memberi arti atas Keselamatan, Kebahagiaan dan Kehormatan bagi rakyat yang dipimpinnya, yang kemudian hari dipertegas oleh anak cucunya, (Founding Father Ir Soekarno) dengan menanamkan prinsip yang sama yakni Berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkarakterlah sebagai bangsa yang berbudaya. Dan ini dibenarkan Sri Sultan Hamengkubuwono ke 10 bahwa beliau merupakan tokoh sang Pembela Tradisi dan Kekuasaan jawa.
Jiwa Patriotisme yang terpancar sebagai manusia yang merdeka Jiwa dan Raga, selalu memberi melayani rakyatnya sepenuh hati, tiada penindasan, pembodohan dan pemerasan bagi rakyatnya apalagi campur tangan dalam tata kelola kebijakan keraton oleh pihak Asing juga diteruskan oleh cucu beliau yakni Pangeran Diponegoro yang menggelorakan perang Jawa masa itu.
“Melalui Film The King Of Nusa ini kita kembali mengenang suatu peristiwa yang sangat spesial (The Moment To Remember) yakni Geger Sepehi 1812 di mana banyak rahasia besar terjadi agar kita dapat hikmah dalam memahami keadaan tanpa harus membenci kenyataan yang terjadi,” tutup Suharno. (***)