Pilkada Bangkalan Momentum Memilih Pemimpin Mampu Mengatasi Krisis
BANGKALAN - Jelang pilkada 2024 di Kabupaten Bangkalan, 27 November harus menjadi momentum penting untuk memilih pemimpin kuat, dan sah yang dipilih rakyatnya.
Pemimpin yang diharapkan mampu menangani krisis kepemimpinan setelah ditinggal tokoh sentral di Bangkalan. Dampak sosial dan ekonomi begitu terasa timpang di Bangkalan.
Hal tersebut ditegaskan oleh Moh Hosen, pengamat politik di Bangkalan. Menurut Hosen di tengah tantangan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan, pemilihan bupati di tahun 2024 menjadi panggung penting untuk menentukan arah masa depan Bangkalan.
"Kalau setting-nya tepat dalam menakar calon bupati dan wakil. Insyaallah Bangkalan selamat dari krisis. Begitupun harus didampingi dengan kekuatan modal dan jaringan yang sepadan," kata Hosen. Selasa (19/03/2024).
Harapan masyarakat Bangkalan kata Hosen bukan hanya terletak pada solusi konkrit, tetapi juga pada gaya kepemimpinan yang transparan dan partisipatif.
"Jadi selama ini Bangkalan terkenal tidak transparan soal Anggaran. Karena terbukti dua kali pemimpin Bangkalan terjerat oleh KPK. Ini menunjukkan jika pemimpin Bangkalan dalam tata kelola anggaran belum transparan," kata dia.
Kata Hosen, mencari pemimpin yang memenuhi kriteria berkualitas, jujur dan mampu mengatasi Krisis di tengah arus politik yang keruh ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
"Di Bangkalan ini, banyak calon pemimpin yang mahir dalam retorika tanpa diiringi oleh tindakan konkret untuk kesejahteraan rakyat, meninggalkan kita dalam krisis kepemimpinan yang menggerogoti nilai-nilai moral dan etika. Situasi ini menegaskan perlunya pemimpin yang benar-benar dapat mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat. Tetapi saya kira untuk saat ini masih belum ada tokoh panutan untuk hal itu," tegas Hosen.
Hosen menambahkan masyarakat Bangkalan sebetulnya sudah putus asa soal pemimpin jujur dan adil. Sudah tidak ada sinar harapan untuk menerangi Bangkalan.
"Masyarakat saat ini sudah putus asa. Sebetulnya kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi yang kuat, tetapi juga dibekali dengan moralitas yang tidak tergoyahkan dan komitmen yang kuat untuk melayani rakyat secara jujur dan adil. Pemimpin seperti inilah yang dapat mengarahkan Bangkalan menuju babak baru dalam proses politik, membangun masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan," papar Hosen.
Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab yang tak kalah pentingnya untuk terus mengkritisi dan mengawasi kinerja para pemimpin yang akan mencalonkan pilkada.
"Pilkada Bangkalan 2024 ini kita harus memastikan bahwa calon bupati dan wakil bupati Bangkalan tetap berkomitmen bekerja demi kepentingan terbaik rakyat. Dan itu perlu kita uji dari jauh-jauh hari," kata Hosen.
Diketahui saat ini berseliweran di media sosial perihal bursa calon bupati dan wakil bupati Bangkalan periode 2024-2029 yakni,
H. Syafiuddin Asmoro, RKH. Imam Bukhori Kholil, RKH. Hasani Zubaer, RKH. Imron Amin dan Farid Al-Fauzi.
Kemudian ada nama Moh. Fauzan Jakfar Moch. Aziz, Mathur Husyairi, Mahfud dan RKH. Nasih Aschol.
"Begitu penting untuk kita sebagai masyarakat Bangkalan jangan sampai terkecoh oleh visi misi. Karena kita sebagai masyarakat hanya butuh bukti nyata," tutup Hosen.
Penulis:hosnews