Sampang ,Dugaan Kasus Korupsi membawa lari Uang Tabungan Milik murid senilai Rp. 494 Jt yang terlah di lakukan oleh oknum kepala sekolah UPTD SD Taddan II bernama Suwarti Jl. Mutiara pada Sabtu 22/06/2024.
Mendengar informasi warga yang sudah mulai geram atas sikap kepsek tersebut , kini warga dengan kompak datangi sekolah untuk meminta jawaban yang sebelumnya atas apa yang kini telah dijanjikan untuk mendistribusikan tabungan pada wali murid , sehingga tabungan pun kini dikembalikan Pada Senin 24/06/2024 Kemarin.
Meskipun tabungan tersebut telah dikembalikan secara utuh tapi tak membuat wali murid itu merasa puas, tuntutan warga setempat sekaligus mayoritas wali murid tetap meminta Kepala Sekolah atas mama Suwarti untuk di mutasi dari jabatannya bahkan dipecat dalam dunia institut pendidikan.
Beberapa informasi yang diterima kontributor detikNews86 terkait penyimpangan di lapangan, dimana apa yang dilakukan oleh oknum Kepala Sekolah yang melarang Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berjualan di sekitar sekolah ataupun di dalam sekolah.
Hal ini banyak disampaikan dan di keluhkan oleh salah satu warga/wali murid yang tidak terima akan sikap arogansi atas larangan pedagang untuk berjualan jajanan yang biasanya nongkrong didalam bahkan diluar lepas jam istirahat sekolah berlangsung.
” Orang jualan tidak dibolehkan, yang didalam juga dilarang, sejak kepala sekolah itu menjabat, semua pedangan PKL dilarang jualan diarea sekolah termasuk jual asongan di usir ” tandas Yanto.
Lanjut, melarang orang jualan itu dasarnya mana..? Kalau tidak boleh jualan kenapa sanak famili dibolehkan berjualan di dalam sekolah dan luar sekolah, saya simpulkan hal itu hanya ingin memperkaya diri sendiri ” timpalnya. Kamis 27/06/2024.
Adanya juga yang mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap serakah dan hanya ingin mencari keuntungan pribadi tidak melihat imbasnya bagi pedagang lain yang ingin sama-sama mencari nafkah.
” Hal ini hanya demi mengais keuntungan pribadi semata, tanpa memikirkan imbas perbuatan nya, yang melarang PKL berjualan, mereka kan sama-sama mencari nafkah bukan cari gara-gara,” ungkap warga Taddan.
Mendengar pernyataan tersebut serta isu dari luar , wali murid tidak terima dengan perilaku yang menilai telah merugikan warga taddan, terutama anak didiknya yang mengenyam pendidikan di UPTD SD Taddan II tersebut.
“Dari dulu gak ada hal seperti ini, kok sekarang kayak ini, nahh ini yang tidak saya terima atas perilaku Kepala Sekolah yang Nama Suwarti , hal ini sangat merugikan bagi wali murid . ” kata warga setempat.
Kendati demikian , warga setempat tetap meminta agar kepala sekolah yang saat ini menjabat untuk diganti atau di mutasi, agar tidak menganggu kelangsungan pelajaran dikemudian hari , sembari tersenyum warga juga meminta kepada pihak OPD tekhnis atau terkait untuk menerima aspirasi warga setempat akan permasalahan tersebut.
” Yaa kalau bisa secepatnya diganti, kepala pihak dinas untuk mendengarkan keluhan kami selaku wali murid, yang merasa tidak nyaman atas hal ini, jika ini masih berlanjut dan masih dia kepala sekolahnya, kami selaku wali murid akan adakan aksi mogok belajar ” tandas mamat.
Secara terpisah pihak wali murid juga memberikan kejelasan, meski pun mau berbuat apapun, oknum tersebut tidak bisa membuat nama baik SD Taddan II kembali harum kembali , dan meminta untuk komite sekolah difungsikan sebagai tugasnya, karena fungsi komite sekolah sebagai pengawas penting dalam dunia pendidikan.
” Selama dia mejadi pimpinan sekolah, maka selamanya SD Taddan II akan terbaca jelek, selamanya akan jelek , dan apapun yang di informasikan kita siap , saya sendiri tadi malam dengan beberapa tokoh menyikapi persoalan di SD Taddan, yaa bukan ini saja pasti ada lainnya, jangan-jangan setelah kita turunkan bu Suwarti muncul Bu Suwarti baru, saya menilai selaku wali murid bahwa persoalan ini tidak hanya berdiri sendiri pada Kepsek tapi harus ada fungsi internal komite sekolah, dan ini tidak ada mestinya komite sekolah itu sebagai penyambung lidah bagi wali murid, seandainya peran-peran komite sekolah difungsikan secara maksimal mungkin tidak akan terjadi seperti ini, jadi kedepannya peran komite kedepannya harus benar difungsikan terutama pada internal guru sendiri,” ungkap warga besar harapan. Kamis 27/06/2024.
Redaksi