*JAKARTA* - Moderasi beragama bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai beragama secara moderat dan saling menghargai hak setiap insan untuk memilih keyakinan serta cara hidup yang mereka anut.
Konsep ini dijalankan secara universal, menjadi jembatan kerukunan umat di dunia. Moderasi agama dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya adalah Lomba Lukis Moderasi Beragama yang digelar Balai Litbang Agama Semarang, belum lama ini.
Proses lomba melukis dan pengiriman hasil karya dikirim ke panitia berlangsung sejak 10 Oktober hingga 15 November 2024. Pengumuman pemenang lomba digelar di Kampus ISI DI Yogyakarta,
“Para juara datang langsung ke Kampus ISI DI Yogyakarta untuk menerima penghargaan pemenang lomba, Kamis, 12 Desember 2024,” ujar Evangeline Daniele Sofian Chairul, pelajar Kelas IX SMP Santo Yakobus, Kelapa Gading, Selasa, 17 Desember 2024.
Evangeline yang memiliki bakat melukis sejak usia dini itu berhasil menjadi juara pertama untuk kategori pelajar dengan tema Toleransi.
Sementara itu, ada tiga pelajar lain yang juga berhasil menjadi juara dengan masing-masing tema yaitu, Najwa Lailatun Nisa (Tema Anti Kekerasan), Fiona Anggraini (Komitmen Kebangsaan), dan Muhammad Saiful Huda (Tema Budaya/Tradisi Lokal).
Sedangkan, untuk kategori mahasiswa dan umum, ada empat juara yaitu, Fajar Moehammad (Tema Anti Kekerasan), Wilasito (Komitmen Kebangsaan), Ahmad Sholeh (Toleransi), dan Anang Makruf (Budaya/Tradisi Lokal).
Lomba Lukis Moderasi Beragama yang memperebutkan hadiah total Rp 60 juta itu didukung oleh tiga juri kawakan. Mereka adalah Romo Mudji Sutrsino SJ, Direktur Galeri RJ Katamsi Nano Warsono, dan Abdullah Ibnu Thalhah, kartunis, pelukis sekaligus akademisi.
Para juri memiliki penilaian khusus terhadap hasil karya peserta lomba. Pada kategori pelajar, Evangeline yang mengambil tema toleransi berhasil menjadi juara.
“Zaman sekarang, anak remaja sudah aware untuk mengajak orang bertoleransi lewat lukisan,” jelas Evangeline.
Dalam kesempatan itu, Linda Sofian, ibunda Evangeline, menjelaskan lukisan putrinya yang bertemakan toleransi.
“Dalam lukisan Evangeline ada berbagai pemuka agama yang sedang berkumpul bersama di depan api unggun. Kemudian, muncul Burung Garuda Pancasila sambil mencengkram tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Dan, tampak di langit terdapat dua tangan yang saling berpegangan, sambil dikelilingi burung merpati putih yang membawa Bendera Indonesia,” jelas Linda Sofian, menjelaskan toleransi beragama lewat lukisan.
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang.
Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). (***)