• Jelajahi

    Copyright © Tintahukum
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

     


     


    "Warga Minta DPRD Turun Tangan" Terkait Proyek Rehab Jaringan Irigasi PUPR Sampang Asal Jadi

    Minggu, 15 Desember 2024, Desember 15, 2024 WIB Last Updated 2024-12-15T10:56:46Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Sampang.– Proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, yang menggunakan anggaran besar dengan pagu senilai Rp. 620 juta dan HPS Rp. 619.995.829,10, kini menuai sorotan tajam dari masyarakat. Proyek yang dilaksanakan oleh Nuri Bahana, beralamat di Jl. Gelatik 103, Kelurahan Gunung Sekar, Sampang, resmi dimulai setelah kontrak ditandatangani pada 26 Juni lalu. Namun, hasil pekerjaannya disebut jauh dari harapan.


    Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa kualitas struktur irigasi ini diragukan. Bagian dinding irigasi tampak rapuh dan mudah runtuh saat diinjak. Hal ini mengindikasikan bahwa bahan campuran yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Hasil pekerjaan yang disebut jauh dari kata sempurna ini memunculkan kecurigaan adanya pelanggaran, baik dalam teknis pelaksanaan maupun pengawasan proyek.


    Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya, berinisial R, mengeluhkan hasil proyek tersebut. “Irigasinya seperti asal jadi, tidak akan bertahan lama. Sayang sekali anggaran sebesar itu tidak menghasilkan sesuatu yang berkualitas,” ujarnya.


    Sementara itu, warga lain berinisial DB, yang diduga memiliki keterkaitan dengan proyek ini, sempat melontarkan pernyataan tidak pantas kepada awak media yang sedang meliput. Dengan nada sinis, ia mengatakan, “Apah mak e cek, dimmah bede proyek bhender satiyah.” Pernyataan ini dinilai mencerminkan sikap tidak bertanggung jawab terhadap keluhan masyarakat.


    Buruknya hasil pekerjaan ini mendorong masyarakat untuk meminta Komisi III DPRD Sampang turun tangan. Mereka berharap adanya investigasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek, termasuk memastikan apakah anggaran yang telah dikeluarkan sesuai dengan kualitas pekerjaan di lapangan.


    "Proyek ini perlu diaudit secara menyeluruh. Jika terbukti ada pelanggaran, pihak pelaksana harus bertanggung jawab. Jangan sampai dana besar seperti ini hanya menghasilkan irigasi yang tidak berguna bagi masyarakat,” desak seorang tokoh masyarakat.


    Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari pihak pelaksana maupun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sampang selaku leading sector proyek ini. Publik berharap pihak terkait segera memberikan klarifikasi dan menyelesaikan permasalahan ini demi kebermanfaatan proyek untuk masyarakat.


    Proyek irigasi yang seharusnya menjadi solusi bagi masalah pertanian di wilayah Omben kini justru menjadi simbol kekecewaan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan. Akankah pemerintah daerah dan DPRD Sampang bergerak cepat untuk menangani masalah ini? Masyarakat menanti aksi nyata, bukan sekadar janji.(McS)


    (Fit)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini